BLOG4  LEFT SIDEBAR


 

Kegiatan paparan temuan lapangan unboxing oleh-oleh 424 hari keliling Indonesia oleh tim Ekspedisi Indonesia Baru di Graha Utama Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Jumat (6/10/2023).

Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang, menggelar paparan temuan lapangan Tim Ekspedisi Indonesia Baru setelah keliling Indonesia selama 424 hari, di Graha Utama Lantai 2 Unitri, Jumat (06/10).

Salah satu anggota ekspedisi Indonesia baru Benaya Ryamizard Harobu menyampaikan, Ekspedisi Indonesia Baru melakukan perjalanan keliling Indonesia ini sebagian besar ingin merekam mimpi orang-orang Indonesia.

“Kami keliling Indonesia untuk merekam mimpi-mimpi orang Indonesia di berbagai pelosok dari Aceh sampai Papua dari Utara sampe Selatan. Merekam imajinasi mereka tentang Indonesia dan apa yang diharapkan untuk Indonesia di masa yang akan datang,” jelas Ben, sapaan Benaya Ryamizard Harobu.

Ben juga mengatakan bagaimana mereka menghadapi tantangan fisik dan mental selama melakukan perjalanan dalam kegiatan ekspedisi ini.

“Selama 424 hari atau satu tahun lebih bukan waktu yang singkat dan beberapa kali ketika kami sakit fisik kami terpaksa berhenti. Kami juga merasakan sakit mental karena liputan yang keras, kami harus mengatur emosi dan juga mental, supaya tidak terlalu jenuh walaupun dengan berbagai cara,” katanya.

Ben juga mengungkapkan, seluruh daerah yang mereka kunjungi selama melakukan perjalanan, sebagian besar terlibat konflik, seperti konflik sawit, dan konflik yang lain.

“Selama perjalanan ekspedisi ini banyak pengalaman dan juga hal hal yang menarik yang kami temui dari Jawa, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Papua dan Sulawesi, semuanya menarik. Bahkan, sebagian besar melibatkan konflik, kami tetap menganggap itu menarik setelah kami tahu konfliknya seperti konflik sawit, dan konflik yang lainnya,” ungkapnya.

Alumni mahasiswa Unitri itu juga menambahkan, kehadiran tim Ekspedisi Indonesia Baru di daerah dianggap bagian dari masyarakat.

“Syukurnya di sini kami tidak sendiri di perjalanan ini, dan kami banyak dibantu oleh orang-orang lokal. Kami makan pun kadang ditanggung oleh mereka dan transportasi juga kadang gratis, karena mereka merasa bahwa kami adalah bagian dari mereka,” tambahnya.

Ben berharap, supaya seluruh masyarakat Indonesia tetap bersatu untuk mempertahankan lahan, tanah dan kehidupan generasi ke depannya.

“Harapan yang ingin kami sampaikan kepada masyarakat Indonesia semoga beberapa masyarakat adat yang terus menolak agar tetap bersatu, mempertahankan lahan, tanah, dan mempertahankan kehidupan generasi mereka kedepannya,” tutupnya. (Rino/Paskal/Rigen).